Tata rias atau make up merupakan bagian penting dalam suatu pertunjukan. Semua jenis acara yang menampilkan seseorang di atas panggung hampir pasti membutuhkan tata rias.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tata rias terdiri dari dua kata, yaitu tata dan rias. Tata berarti aturan, kaidah, susunan, dan cara menyusun, sedangkan rias adalah memperelok sesuatu.
Menurut Rusman Latief dalam buku Panduan Produksi Acara Televisi Nondrama, tata rias atau make up adalah kegiatan mengubah atau menyempurnakan penampilan dari bentuk aslinya dengan menggunakan bahan dan alat kosmetik. Tak hanya di wajah, tata rias juga bisa digunakan untuk seluruh tubuh.
Halim Paningkiran menjelaskan dalam buku Make up Karakter untuk Televisi dan Film, tata rias terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Corretive Make up: Suatu tata rias yang diterapkan untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan demi mendapatkan kesempurnaan wajah.
- Character Make up: Suatu tata rias yang diterapkan untuk mengubah penampilan seseorang dalam hal umur, sifat, wajah, suku, dan bangsa sehingga sesuai dengan tokoh yang diperankan.
- Style Make up: Suatu tata rias yang dibuat dengan daya khayal atau imajinasi seseorang untuk menciptakan suatu tokoh sehingga menghasilkan suatu karya dalam bentuk rias wajah.
Fungsi Tata Rias
Iwan Pranoto menerangkan dalam buku Bahan Ajar Tata Rias & Busana, tata rias merupakan aspek dekorasi yang mempunyai berbagai macam kekhususan serta memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri. Dari fungsinya, tata rias dibedakan menjadi delapan macam, yaitu:
- Rias aksen, memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya. Misalnya, pemain orang Jawa yang memerankan sebagai orang Jawa hanya dibutuhkan aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.
- Rias jenis, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah pemain laki-laki yang berperan sebagai perempuan dan sebaliknya.
- Rias bangsa, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan aksen dan riasan pada pemain yang memerankan bangsa lain. Misalnya, pemain bangsa Indonesia memerankan peran bangsa Belanda.
- Rias usia, merupakan riasan yang mengubah seorang yang muda (remaja atau pemuda pemudi) menjadi orang tua usia 70-an tahun (kakek atau nenek).
- Rias tokoh, diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya, seseorang memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh seorang anak sholeh, tokoh anak nakal, dan lain sebagainya.
- Rias watak, merupakan rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain. Misalnya, seseorang memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak (lincah), putra alus, putra gagah.
- Rias temporal, riasan berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya. Misalnya, pemain sedang memainkan waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua contoh tersebut dibutuhkan riasan yang berbeda.
- Rias lokal, merupakan rias yang dibutuhkan untuk memperjelas keberadaan tempat pemain. Misalnya, rias seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias sesudah lepas dari penjara.
__
Kumparan.com