Rahmat adalah seorang anak piatu dari orang tua yang kurang mampu, walaupun berasal dari latar belakang keluarga yang serba kekurangan bapaknya cukup dikenal di desanya karena sering memberikan berkontribusi dalam berbagai kegiatan desa, seperti gotong royong, aktif di masjid, dan memberikan bantuan tenaga jika ada pembangunan di desa.
Itulah yang membuat rahmat sering mendapat bantuan hp , uang santunan untuk membeli kuota dan cicilan sepeda motor , namun semenjak ibunya meninggal. Rahmat mulai berubah.
Tapi “zakat?” Rahmat yang tersinggung mendengar anak anak yang lain membicarakan itu lantas rahmat yang seorang fakir miskin mulai bersikap egois.
Suatu hari rahmat dibantu oleh seorang anak yang putus sekolah , menyadari posisi bahwa Rahmat termasuk anak yang beruntung, rahmat mulai membuka hatinya untuk belajar , mengubah nasibnya dan membantu orang lain suatu saat.